Translate

Senin, 01 Februari 2016

Seleksi Beasiswa Tanoto


Saya adalah salah satu penerima Tanoto National Champion Scholarship 2015. Saya mahasiswa Matematika IPB 50. Pada kesempatan kali ini, saya akan sedikit bercerita tentang pengalaman saya ikut serta penyeleksian penerima beasiswa tersebut. Bacaan ini informal, jadi ga perlu serius-serius bacanya yaa. Hehe.

Sebenarnya, pertama kali saya mendengar beasiswa Tanoto sejak semester 1 saat teman asrama saya mengisi formulir online. Namun, saya belum memiliki minat dan kurang paham bagaimana cara daftarnya. Maklum, masih polos dan mudah terpengaruh hasutan teman yang bilang susah seleksinya.

Ketika masuk semester 3, saya daftar beasiswa PPA dan lolos. Lumayan untuk tambahan biaya spp, walau hanya 2.1 jt (tergantung kampusnya juga kali ya atau banyaknya penerima). Selama 2 semester saya hanya membayar uang kuliah sebesar 600 ribu. Sedikit tambahan, penerima PPA saat itu 900 orang. Cukup mudah untuk lolos karena tanpa seleksi wawancara alias hanya seleksi berkas. Ya, berarti harus rajin bolak-balik TU departemen, fakultas, dan rektorat. Selain itu, IP nya di atas 3.5 insyaallah dijamin lolos PPA dengan IPK di atas 3.00.

Jiwa mahasiswa, ingin rasanya bisa bantu orangtua minimal biaya kuliah dan uang kosan bayar sendiri. Apalagi orangtua saya bukan dari kalangan orang menengah ke atas yang bisa beli apa saja. Ya, hidup keluarga kami sederhana dan saya juga punya dua adek yang sangat harus berkesempatan sekolah. Sebabnya lah saya coba daftar beasiswa Tanoto.

Permasalahan pertama, saat semester 4 ada isu bahwa beasiswa PPA tidak ada lagi. Semakin yakin saya daftar beasiswa Tanoto. Keadaan saat itu saya apply dua beasiswa. 

Bulan Januari, saya daftar online beasiswa Tanoto. Memang harus ulet ketika menyiapkan berkas ini. Jika setengah-setengah, ya wassalam diawal. Scan data-data yang dibutuhkan, lalu perkecil ukuran. Buat essay, saya bukan pakar tata bahasa, jadi essay saya apa adanya. Walau begitu, tetap kontennya saya banget dan jujur. Untung masa SMA saya tidak madesu (suram), syukur Alhamdulillah proses lika-liku SMA tidak mengkhianati hasil. Penutupan pendaftaran online bulan Februari. Katanya jumlah pendaftar 700 peserta (itu dari IPB saja).

Bulan Maret, pengumuman peserta seleksi psikotes. Ternyata ada nama saya. Kalau tidak salah,  entah bulan Maret atau bulan April penyeleksian tersebut. Soal psikotesnya banyak bangeeeet. Susah pula. Saya tidak isi semuanya karena tidak cukup waktunya (ada beberapa nomer yang saya isi dengan hati bukan logika, haha). Setelahnya tidak langsung selesai, tp ada FGD (Forum General Discussion). Dari 100 lebih peserta, dikelompokkan menjadi 10 peserta tiap tim. Saya tim ke 3. Saat itu, yang didiskusikan tentang pendidikan Indonesia. Nikmat mana lagi yang engkau dustakan, semalamnya saya baru saya mempelajari tentang materi tersebut. Ternyata keluaaaaar. Alhamdulillah saya berkesempatan mengutarakan pendapat. Ingat, jangan hanya diam di sesi ini dan jangan pula menjadi yg over. Tetaplah jadi orang yang memukau tanpa membatasi kesempatan orang lain. 

Pada bulan berikutnya, pengumuman peserta yang lolos ke seleksi wawancara. Tersisa 60an peserta. Kerennya, banyak teman-teman dari tim 3 saat FGD yang  lolos ke seleksi ini. Ya memang kita berkesempatan bicara semua saat itu, dan tidak ada yg terlalu menonjolkan diri. 

Seleksi wawancara. Rasa-rasa tidak nyaman dalam diri. Khawatir ga lolos, karena nyesek sudah sampai tahapan wawancara. Saya menyadari, saya tidak mempersiapkan diri secara maksimal. Hanya mencoba membuat pertanyaan yang diperkirakan akan ditanyakan lalu saya jawab sendiri. Saya tes hari Jumat dengan jadwal yang sudah ditentukan.

Sebelum saya masuk, ada peserta yang keluar dari ruangan di rektorat tersebut. Dia bilang, pewawancaranya baik. Padahal saya sudah searching sebelumnya, banyak yang mengatakan bahwa pewawancaranya cukup seram. Bismillah giliran saya. Jeng jeeeeng. Tiga orang wanita luar biasa membuat saya nervous. Salah satunya adalah mbak Fika yang selama tahap demi tahapan menemani peserta. Saya mencoba untuk tetap tenang.

Satu demi satu pertanyaan dilontarkan, rata-rata tidak ada pertanyaan yang saya kira sebelumnya akan keluar. Walaupun ada, blank seketika kalimat-kalimat jawaban yang sudah dipersiapkan. Hanya bisa menjawab dengan jujur dan pasrah. Haha. 
Karena terlalu nervous, mbak nya bilang "kamu punya riwayat ngajar anak SD, mereka ga takut ya diajar kamu? Dari tadi kamu ga ada senyumnya deh" . Deg duarrr saya kena minus. Haha. Ya, ternyata memang harus tebar senyum agar terlihat percaya diri. Pertanyaan yang diajukan ke saya seputar IPK saya yang memang menjulang tinggi dan IP saya di semester 3 yang bisa sempurna dengan 27 sks tersebut. Mereka mempertanyakan bagaimana sistem belajar saya sehingga saya dapat hasil yang katanya luar biasa. Terutama kepemahaman kita terhadap seluk-beluk beasiswa Tanoto. Selain itu, keaktifan saya dikampus selain belajar, saya isi dengan mengajar siswa SD, ikut organisasi himpro, dan ngasisten praktikum. Ditanya juga terkait keluarga. Lalu motivasi daftar beasiswa Tanoto. Serta kekurangan dan kelebihan yang harus diisi sebelum masuk ke ruangan wawancara. Intinya, buatlah essay sejujur-jujurnya dan semenarik mungkin. Karena itulah bahan yang akan ditanyakan kelak. Jangan lupa, ini seleksi nasional. Lawannya dari beberapa kampus di Indonesia. Selain itu, interpersonal diri nya juga harus siap. Ingat juga kalimat dari salah satu pewawancara "IPK kamu tinggi, IP bisa perfect, kamu kelihatan anak baik-baik, tapi sayang interpersonal kamu kurang. Coba saja kamu bisa melatih interpersonal kamu, pasti kamu jusra nya deh". Pesan yang sangat bermanfaat bagi saya yang sangat pemalu dan mudah gerogi.

Jujur saja saya pesimis saat itu. Saya kira saya tidak akan lolos. Ikhtiar sudah, tinggal berdoa. Tapi sebulan setelahnya, alhamdulillah saya dinyatakan lolos menjadi salah satu Tanoto Scholars walau ini tidak bisa dipercaya. Pertama kali ikut tes, langsung diberi kelancaran oleh Allah SWT. Semua sudah digariskan. 

Namun permasalahan kedua, beasiswa PPA kembali, saya dinyatakan lolos juga karena pernah apply. Saya di'marahi' mbak-mbak di TU rektorat dan katanya beasiswa Tanoto saya akan dicopot sebab tiap mahasiswa hanya berhak menerima satu beasiswa. Sungguh sakit rasanya hati ini, sudah susah payah, eh malah dibegitukan. Lagi-lagi Allah punya jalan terbaik, trnyata PPA itu periode Januari-Juli. Beasiswa Tanoto mulai periode September. Senangnyaaaa tidak satu periode. Kesannya double padahal ngga :D

Beasiswa yang diberikan Tanoto adalah biaya SPP maksimal 5 juta dan tunjangan hidup 600 ribu per bulan yang diberikan sampai semester 8 asalkan IP selalu diatas 3.25. Banyak pula kegiatan-kegiatan produktif  dan teman-teman baru karena akan bergabung dengan Tanoto Scholars Association. Thank you Tanoto Foundation.

Untuk apa berpikir panjang? Bantu orangtua dengan meringankan biaya kuliah siapa takut? Ayo daftarkan dirimu menjadi peserta Tanoto National Champion Scholarship berikutnya 😊

4 komentar:

  1. Kak mau tanya, itu berarti tiap semesternya IP harus diatas 3,25 sampai semester 8 ya? atau IPK yg harus diatas 3,25? Terimakasih

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Merkur Solingen - Merkur - Design & Gambling | Commission
    MERKUR Solingen is one of the leading names in 메리트카지노 the 메리트카지노 design and gambling industries, providing an industry-leading name in online 1xbet korean casinos.

    BalasHapus