Translate

Sabtu, 21 November 2015

Pengalaman Lomba Calculus Cup VII UNJ 2015






Ukiran prestasi jika tidak dituliskan akan hilang begitu saja. Oleh karena itu, saya akan mencoba sharing tentang pengalaman saya dan tim ketika mengikuti lomba Calculus Cup VII di UNJ tahun 2015 ini. .

Sebelumnya, saya akan mengenalkan apakah itu Gumatika? Ya, Gumatika (Gugus Mahasiswa Matematika) adalah himpunan profesi mahasiswa matematika IPB yang mewadahi beberapa departemen, salah satunya adalah departemen Keilmuan (dilain kesempatan akan saya jelaskan lebih lanjut terkait Gumatika). Departemen ini memiliki salah satu program kerja terkait persiapan kader olimpiade atau lomba-lomba. Kenapa harus saya jelaskan hal ini? Karena departemen Keilmuan invited me dan teman-teman untuk mengikuti lomba Calculus Cup  yang diselenggarakan UNJ. Selain itu, pembiayaan juga didukung oleh jurusan kami yaitu Matematika. Tugas kami hanya belajar, berdoa, dan berlomba. Thank you so much ^^. Satu tim terdiri dari 3 anggota dimana ada 3 tim dari mahasiswa Matematika IPB yang didelegasikan pada perlombaan tersebut.

Saya tergabung dalam tim RAN yang beranggotakan saya sendiri Siti Umamah Naili Muna (Matematika IPB 50), Rian Kurnia (Matematika IPB 50), dan  Fatimah Azzahra (Matematika IPB 51). Asal-usul penamaan tim ini klasik sekali dan agak memaksa. Ya memang karena berasal dari huruf depan nama-nama kami (Rian, Azzahra, dan Neli) sedemikian sehingga jadilah RAN haha :D. Tim lainnya adalah Genk Kalkulusianto (Slamet, Ricky, dan Fuadi) dan Kalkulusianita (Eva, Ainun, Rose). 


Babak penyisihan saat itu diagendakan tanggal 7 November 2015, hari sabtu. Tepat satu hari setelah Ujian Tengah Semester (UTS) selesai. Walau kami memiliki kesibukan dan kepusingan masing-masing, tekad kami tetap ada untuk bisa lolos ke semifinal. Berdasarkan laporan ketua pelaksana saat sambutan, jumlah tim yang terdaftar sebagai peserta mencapai >90 tim atau meningkat 50% dari jumlah peserta tahun 2014.  Pesertanya itu sendiri tidak hanya dari pulau Jawa, melainkan Sumatera dan Sulawesi. Wow bukan, makin banyak saingan. Haha. Gimana tahun depan coba? :3

Pada babak penyisihan, Setiap tim berlomba di regionalnya dan dibagi ke beberapa kelas. Lalu kami harus melewati 3 sesi yang masing-masing hanya diberi waktu 30 menit. Sesi 1 itu seperti ujian pada umumnya, diberikan 60 soal kalkulkus dengan jawaban singkat dan dikerjakan bersama tim selama 30 menit. Sesi kedua, adalah mengambil nomer undian amplop untuk mendapatkan 5 soal kalkulus, Sesi ketiga adalah mengerjakan 4 soal matematika umum (matum) dan mengambil 4 amplop soal kalkulus sesuai jawaban matum tadi. Satu minggu setelahnya, diumumkan 22 tim yang lolos, Alhamdulillah dari 3 tim yang didaftarkan, ada 2 tim dari IPB yang lolos ke babak semifinal.

Jangka waktu penyisihan ke semifinal adalah 2 minggu. Pada babak semifinal, modal utamanya adalah keberuntungan. Kenapa? Ya, karena menurut saya,  jika tidak diberi tantangan maka hampir semua tim bisa menjawab soal kalkulus yang diberikan. Sehingga jelas sekali  bahwa babak ini lebih menguji tim mana yang paling lucky, quick, dan strong mendapatkan 5 amplop yang disebar di kampus UNJ dalam waktu 2 jam.

Tim kami menemukan 5 amplop, namun sangat disayangkan karena amplop kelima tersebut ditemukan pada 5 menit terakhir. Alhasil pengerjaannya tidak maksimal. Satu tim lainnya dari IPB hanya mendapat 3 amplop karena keterbatasan anggota yang hanya berdua (satu abstain sakit). Kami berada pada urutan 8 dengan score 120. Ada 6 tim yang lolos ke final artinya mereka adalah tim yang sedang beruntung. Haha. 

Walau kami tidak lolos final, saya pribadi tetap merasa kami adalah pemenang. Karena kami sejak awal berlomba selalu dengan kejujuran dan sportifitas tinggi. Pasti muncul pertanyaan, memang ada yang curang? Heloooo, sekian banyak tim yang semuanya ingin menang, pasti ada saja yang berlaku curang. Allah Maha Mengetahui. Misal pada babak penyeleksian, kalau tim lain salah ambil jawaban mungkin itu masih dianggap jujur, tapi ada saja loh tim yang mengumpatkan jawaban kelompok lain agar tim lain mengambil amplop yang tidak sesuai  jawabannya dan scorenya kurang deh :(. Apalagi sesi semifinal, kecurangan merajalela loh. Bayangkan saja, ada yang mengumpatkan amplop tim lain bahkan sampai disobek dan dibuang kerawa-rawa. Kejam yah :(. Ini bisa jadi evaluasi untuk panitia juga.  

Nah, diakhir sharing ini saya punya statement keras. "Mungkin kami belum berkesempatan masuk final tahun ini, tapi kami akan buktikan bahwa tahun depan kami akan berusaha lebih keras sedemikian sehingga lolos final dan menjadi juara". Aamiin. :)





5 komentar: